Sunday, November 21, 2010

Bencana Kaum Sodom, Hancurnya Kota Pompeii, dan Kaum 'Ad dan Ubar




At Taubah 9:70



"Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang Telah musnah?[649]. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, Maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri."

[649] 'Aad adalah kaum nabi Hud, Tsamud ialah kaum nabi Shaleh; penduduk Madyan ialah kaum nabi Syu'aib, dan penduduk negeri yang Telah musnah adalah kaum nabi Luth a.s.

Al Qamar 54 : 33-34

33. Kaum Luth-pun Telah mendustakan ancaman-ancaman (nabinya).
34. Sesungguhnya kami Telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. mereka kami selamatkan sebelum fajar menyingsing.

Salah satu azab Allah swt paling dahsyat yang dikisahkan dalam Al-Quran adalah tentang pemusnahan kaum Nabi Luth. Mereka diazab Allah swt kerana melakukan homoseksual. Menurut kitab Perjanjian Lama, kaum Nabi Luth ini tinggal di sebuah kota bernama Sodom. Sehingga kini,kerana itu kegiatan homoseksual kerap disebut sebagai sodomi.

Penyelidikan arkeologi mendapati, bandar Sodom berada di tepi Laut Mati (Danau Luth) yang terbentang memanjang di antara perbatasan Israel-Jordan. Dengan sebuah gempa vulkanis yang diikuti letusan lava, kota tersebut Allah runtuhkan, lalu jungkir-balik masuk ke dalam Laut Mati.

Layaknya orang jungkir-balik atau terguling, kerap bahagian kepala jatuh dahulu, lalu diikuti badan dan kaki. Begitu pula kota Sodom, saat runtuh dan terjungkal, bahagian atas kota itu dahulu yang terjun ke dalam laut, sebagaimana Allah kisahkan dalam Al-Quran: Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu (terjungkir-balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. (Surah Hud ayat 82).

82. Maka tatkala datang azab kami, kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,

Keputusan kajian ilmiah kontemporer menjelaskan, bencana itu dapat terjadi kerana daerah Lembah Siddim, yang di dalamnya terdapat kota Sodom dan Gomorah, merupakan daerah patahan atau titik bertemunya dua lempengan kerak bumi yang bergerak berlawanan arah. Patahan itu bermula dari tepi Gunung Taurus, memanjang ke pantai selatan Laut Mati dan berlanjut melewati Gurun Arabia ke Teluk Aqaba dan terus melintasi Laut Merah, hingga berakhir di Afrika.
Biasanya, bila dua lempengan kerak bumi ini bergeser di daerah patahan maka akan menimbulkan gempa bumi dahsyat yang diikuti dengan tsunami (gelombang laut yang sangat besar) yang menyapu kawasan pesisir pantai. Juga biasa diikuti dengan letusan lava / lahar panas dari perut bumi.

Hal seperti itu pula yang terjadi pada kota Sodom, sebagaimana diungkap peneliti Jerman, Werner Keller, "Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis melewatai daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorrah, dalam satu hari terjerumus ke kedalaman ( Laut Mati). Kehancuran mereka terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan petir, keluarnya gas alam serta lautan api. Pergeseran patahan membangkitkan tenaga vulkanik (berupa gempa) yang telah lama tertidur sepanjang patahan. "

Dengan keterangan ilmiah tersebut dapat dibina kembali bagaimana azab Allah itu menimpa ummat Nabi Luth yang ingkar kepada-Nya. Bencana itu didahului dengan sebuah gempa yang menyebabkan tanah menjadi merekah. Dari rekahan itu muncul semburan lahar panas yang menghujani penduduk kota Sodom. Di bawah pesisir Laut Mati juga terdapat sejumlah besar timbunan kantung-kantung gas metana mudah terbakar.

Kemungkinan besar, letusan lava serta semburan gas metana itulah yang Allah maksudkan dalam Al-Quran dengan hujan batu dari tanah yang terbakar. Bencana itu diakhiri dengan terjunnya kota Sodom bersama penduduknya ke dalam Laut Mati.
Siri percubaan ilmiah di Universiti Cambridge membenarkan teori ini. Para saintis membina tiruan tempat berdiamnya kaum Luth di laboratorium, lalu goncangkannya dengan gempa buatan. Sesuai perkiraan, dataran ini terbenam dan miniatur rumah tergelincir masuk lalu terbenam di dalamnya.

Penemuan arkeologis dan percubaan ilmiah ini mengungkap satu kenyataan penting, bahwa kaum Luth yang disebutkan Al-Quran memang pernah hidup di masa lalu, kemudian mereka punah diazab Allah akibat kejahatan moral mereka. Semua bukti terjadinya bencana itu kini telah terungkap dan sesuai benar dengan pendedahan Al-Quran.

Al-Hijr 15: 74-75


74. Maka kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.
75. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.

HANCURNYA KOTA POMPEII

Pompeii adalah sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing dekat kotaCampania, Itali. Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 M. Debu letusan gunung Vesuvius menimbun kota Pompeiikota ini hilang selama 1,600 tahun sebelum ditemukan kembali dengan tidak sengaja. Semenjak itu penggalian kembali kota ini memberikan pemandangan yang luar biasa terinci mengenai kehidupan sebuah kota di puncak kejayaan Kekaisaran Romawi. Di sana terdapat semacam colloseum, tempat ini digunakan untuk:
1.Pertarungan Gladiator
2.Penerapan sistem perhambaan yang tak berperikemanusiaan

Nasib Pompeii mirip dengan kaum Nabi Luth. Kehancuran Pompeii terjadi melalui letupan gunung berapi Vesuvius.Gunung Vesuvius adalah simbol negara Itali, khususnya bandar Naples. Gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga dinamakan 'The Mountain of Warning' (Gunung Peringatan). Tentunya pemberian nama ini bukanlah tanpa sebab. Azab yang menimpa penduduk Sodom dan Gomorah, yakni kaum Nabi Luth as, sangatlah mirip dengan bencana yang menghancurkan kota Pompeii.

Di sebelah kanan gunung Vesuvius terletak kota Naples, sedangkan kota Pompeii berada di sebelah timur gunung tersebut. Lava dan debu dari letusan maha dasyat gunung tersebut yang terjadi dua milenia yang lalu membumi hanguskan penduduk bandar. Malapetaka itu terjadi dalam waktu yang sangat mendadak sehingga menimpa segala sesuatu yang ada di kota termasuk segala aktiviti sehari-hari yang tengah berlangsung. Kegiatan yang dilakukan penduduk dan segala peninggalan yang ada ketika bencana terjadi kini masih tertinggal persis sama seperti ketika bencana tersebut berlaku 2000 tahun yang lalu, seolah-olah waktu
tidak bergeser dari tempatnya.

Pemusnahan Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dasyat ini tentunya bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukkan bahawa kota tersebut ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh peningkatan jumlah lokasi perzinaan atau pelacuran.

Lava gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorangpun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada saat tersebut. Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada kedudukan sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengejuttkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan lelaki dan wanita yang masih ABG. Keputusan penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejap.

Aspek ini menunjukkan bahawa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa azab yang dikisahkan dalam al-Quran, sebab al-Quran secara khusus mengisyaratkan 'pemusnahan secara tiba-tiba' ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, 'penduduk suatu negeri' sebagaimana disebut dalam surah Yaasiin ayat 13 musnah bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini diceritakan seperti berikut:

'Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.' (QS. Yaasiin, 36:29)

Di surat Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan: 'Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras menggempakan, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang . 'Kematian besar-besaran penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat persis sebagaimana azab yang dikisahkan dalam kedua-dua ayat di atas.

KAUM 'AD DAN UBUR

Kaum lain yang dihancurkan dan disebutkan dalam berbagai surat dalam Al-Quran adalah kaum 'Ad yang disebutkan setelah kaum Nuh. Nabi Hud yang diutuskan untuk kaum 'Ad memerintahkan kepada kaumnya, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para nabi, untuk beriman kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dan mematuhinya (Hud) sebagai Nabi pada waktu itu. Orang-orang menanggapinya dengan rasa permusuhan terhadap Nabi Hud. Mereka menuduhnya sebagai orang yang kurangajar, penuh dengan penipuan dan berusaha untuh mengubah sistem yang telah berlangsung sejak para pendahulu mereka.


Surat lain yang menyebutkan tentang kaum 'Ad adalah surat Asy-Syu'araa'.
166. Dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas ".
167. Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir"

Dalam surat ini ditekankan sifat-sifat dari kaum 'Ad. Menurut surat ini kaum 'Ad adalah "orang-orang yang membina tanda-tanda/monumen disetiap tempat yang tinggi" pan para ahli sukunya "membina bangunan-bangunan yang indah dengan harapan mereka akan hidup di dalamnya (selama-lamanya)". Disamping itu, mereka mengerjakan kerosakan / kejahatan dan berkelakuan brutal. Ketika Hud memperingatkan kaumnya, mereka mengomentari kata-katanya sebagai "kebiasaan kuno". Mereka sangat yakin bahawa tidak ada hal yang akan terjadi terhadap mereka;

Keberuntungan kaum 'Ad adalah berkaitan dengan letak mereka yang strategik-bertindak selaku perantara dalam perdagangan rempah-rempah antara India dengan tempat-tempat di sebelah Utara semenanjung Arab. Di samping itu orang-orang yang berdiam di daerah ini menghasilkan dan menyebarkan "frankincense" sebuah aroma wangi-wangian dari getah / damar sejenis pokok langka yang menjadi barang yang sangat penting dalam masyarakat kuno, tanaman ini digunakan sebagai dupa (asap wangi) dalam bebagai acara religi / keagamaan. Pada sat itu, tanaman tesebut sekurang-kurangnya sama berharganya seperti emas.

Saat itu juga runtuhan-runtuhan mula dilakukan penggalian, ditengarai bahawa runtuhan dari bandar tersebut berupa tiang-tiang milik kaum 'Ad dan Iram seperti disebutkan dalam Al-Quran, kerana di pelbagai susunan yang digali adalah menara yang merujuk / dihubungkan dengan apa yang ada dalam Al-Quran. Dr. Zarins seorang ahli pasukan kajian yang memimpin penggalian mengatakan bahawa selama menara-menara itu dianggap sebagai unsur yang menunjukkan ke-khas-an kota 'Ubar, dan selama Iram disebutkan mempunyai menara-menara atau tiang-tiang, maka, setakat ini, itu merupakan bukti terkuat bahawa peningalan sejarah yang mereka gali adalah Iram, kota kaum 'Ad yang disebutkan dalam Al-Quran. Di dalam Al-Quran kaum' Ad dikatakan bahawa mereka dibinasakan melalui angin badai yang dahsyat. Dalam sebuah ayat disebutkan bahawa angin badai yang hebat berlangsung selama tujuh malam lapan hari dan menghancurkan seluruh kaum 'Ad.

Walaupun telah diperingatkan sebelumnya, orang-orang ternyata tidak mengendahkan peringatan dan mereka terus menerus menolak nabi mereka. Mereka berada dalam sebuah khayalan bahawa mereka tidak akan pernah memahami apa yang sedang berlaku pada mereka ketika melihat penghancurn tersebut menghampiri mereka dan mereka tetap dalam keingkarannya:
Dalam ayat ini disebutkan bahawa orang-orang melihat awan yang akan membawa malapetaka bagi mereka, namun tidak dapat memahami apakah sebenarnya hal tersebut dan mereka berfikir bahawa itu merupakan awan yang membawa hujan. Ini merupakan indikasi tentang bagaimana bencana tersebut mendatangi kaum tersebut. Sebab sebuah badai siclone yang sedang berlaku menyapu sepanjang gurun pasir juga akan nampak seperti sebuah awan bila terlihat dari kejauhan. Adalah mungkin bahawa kaum 'Ad dikelabuhi oleh pemunculan seperti ini dan tidak menyedari bencana tersebut.
Doe memberikan penggambaran terhadap sebuah badai pasir yang berdasarkan atas pengalaman peribadinya; 'tanda pertama (dari debu badai pasir) adalah mendekatnya tembok hawa memuatkan pasir yang tinggi puncaknya mungkin mencapai ribuan kaki, diangkat oleh arus kuat yang berambah kuat dan dikacau oleh sebuah badai angin yang sangat kuat
Walaupun sisa-sisa peninggalan kaum 'Ad "Atlantis di padang pasir, Ubar" telah dijumpai kembali dari bawah lapisan pasir yang tebalnya mencapai beberapa meter, tampaknya angin yang mengerikan yang terjadi selama tujuh malam dan lapan hari, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran mengakibatkan tertumpuknya berton-ton pasir diatas bandar dan menimbun hidup-hidup orang-orang tersebut di dalam bumi. Sebuah penggalian yang dilakukan di Ubar menunjukkan kepada sebuah kemungkinan yang sama. Majalah Perancis, Ca M'Interesse menyatakan hal-hal yang sama; "Ubar ditanam dibawah pasir setebal 12 meter yang diakibatkan oleh badai.
Bukti paling penting yang menunjukkan bahawa kaum 'Ad ditanam oleh sebuah badai adalah kata "ahqaf" yang digunakan dalam Al-Quran untuk menandakan lokasi dari kaum' Ad. Penggambaran yang digunakan dalam ayat 21 surah Al-Ahqaf adalah sebagai berikut:
Dan ingatlah (Hud) saudara kaum 'Ad iaitu ketika ia memberi amaran kepada kaumnya di al Ahqaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah melainkan Allah, sesungguhnya aku bimbang kamu akan ditimpa azab hari yang besar ".
mereka adalah akar pohon palem yang tercerabut (dari dalam tanah) ", tentunya telah memusnahkan seluruh orang-orang tersebut dalam waktu yang sangat singkat, orang-orang yang hingga saat mereka dibinasakan itu hidup dengan memproses lahan pertanian yang subur dan membina empangan-empangan serta saluran-saluran air irigasi untuk mereka sendiri. Semua ladang-ladang pertanian yang subur, saluran-saluran irigasi dan empangan-empangan dari masyarakat yang pernah hidup disana tertutup oleh pasir, seluruh kota dan penduduknya ditanam hidup-hiduo dalam pasir, setelah orang-orang tersebut dihancurkan maka padang pasir seketika menjadi luas dan menutupinya tanpa meniggalkan jejak sedikitpun.
Sebagai akibatnya dapat dikatkan bahwa penemuan sejarah dan arkeologi menunjukkan bahawa kaum 'Ad dan kota Iram benar-benar pernah ada dan dihancurkan sepeti disebutkan dalam Al-Quran. Berdasarkan penelitian lebih lanjut sisa-sis/reruntuhan dari kaum ini yang telah dijumpai kembali dari dalam gurun pasir.

No comments:

Post a Comment